 |
| Tahlil 7 Hari Mengenang Alm. Anggit Bima Wicaksana, Wamen Viva Yoga: Sosok Penuh Dedikasi yang Ingin Membangun Kawasan Transmigrasi |
MEDIAHALUOLEO.WEB.ID - Bertempat di kediaman keluarga besar almarhum (alm) Anggit Bima Wicaksana, Perumahan Graha Raya, Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, 27/10/2025, Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi turut tahlilan mengenang 7 hari kepergian mahasiswa IPB itu yang menjadi anggota Tim Eksepedisi Patriot Kementerian Transmigrasi (TEP Kementrans). Anggit Bima Wicaksana pulang ke rahmatullah setelah mengalami kecelakaan saat dirinya melaksanakan misi atau tugasnya di kawasan transmigrasi Bomberey. Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.
Di hadapan keluarga, sahabat, kerabat, dan kawan Anggit Bima Wicaksana, Viva Yoga menuturkan untuk kesekian kalinya atas nama Kementrans ikut berbela sungkawa dan selalu mendoakan almarhum agar segala amal kebaikannya diterima di sisi Allah SWT. “Segala kebajikan yang diperbuat semoga mendapat kemuliaan di sisi Allah”, ujarnya. “Malam ini semua yang hadir di sini untuk mengenang dan mendoakannya”, tambahnya.
Setiap insan manusia menurutnya akan mengalami kematian. Semua hanya menunggu waktu kapan saatnya tiba. Kematian, jodoh, rejeki, merupakan bagian dari kekuasan Allah. “Kita hanya berikhtiar agar hidup yang kita jalani bisa memberi kebaikan dan manfaat bagi yang lain”, ucap pria asal Lamongan, Jawa Timur, itu.
Anggit Bima Wicaksana menurut Viva Yoga adalah seorang mahasiswa, pemuda, idealis dan dedikasi yang berkeinginan kuat untuk menjadi bagian dari TEP. Dengan ilmu yang diperoleh di kampus, ia ingin mengamalkan ilmunya di kawasan transmigrasi. Di kawasan transmigrasi apa yang dimiliki bisa diterapkan agar memberi manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara. “Semangat, perjuangan, dan pengabdian hidup seperti ini dimiliki oleh almarhum”, ujarnya. “Ilmu yang telah diamalkan akan menjadi amal jariah, pahala yang tidak terputus”, tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, almarhum mempunyai semangat yang sama dengan Kementrans yakni melakukan transformasi program transmigrasi. Dengan transformasi inilah, kementerian ini memiliki paradigma baru. “Apa yang telah diperbuat almarhum menjadi catatan Kementrans dengan mengangkat beliau sebagai Patriot Transmigrasi”, ujarnya.
Menoleh ke belakang, pada Agustus 2025, Anggit Bima Wicaksana bersama dengan 2.000 anggota TEP lainnya, disebar ke 154 kawasan transmigrasi. Tim itu terdiri dari 42 guru besar, 358 doktor, 846 sarjana, dan 754 mahasiswa.
Dalam misi dan tugasnya hingga Desember 2025, TEP melakukan pertama, riset dan pemetaan ekonomi. Kedua, melakukan monitoring, kendala apa saja yang ada di kawasan transmigasi. Ketiga, meneliti pelembagaan ekonomi apa yang cocok dengan kawasan transmigrasi. (Ardi)