Orang Tua Korban Pencabulan Anak Dibawah Umur Malah Dilaporkan Di Kantor Polisi, Ada Apa?

Orang Tua Korban Pencabulan Anak Dibawah Umur Malah Dilaporkan Di Kantor Polisi, Ada Apa?



Jeneponto| Dugaan perbuatan Tindak Pidana dibutuhkan bukti-bukti yang cukup untuk menjatuhkan sanksi bagi pelaku tindak pidana, serta unsur-unsur yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Minggu (15/06/2023)

Dalam membangun konstruksi Hukum sangat diperlukan untuk membuktikan apakah perbuatan terduga pelaku secara sah melawan hukum yang berlaku atau tidak.

Salah satu hal yang perlu ditelaah serta perlu diperhatikan dalam proses rumusan pembuktian, yaitu mengedepankan  Frasa Hukum yang berlaku di Indonesia yaitu Actus Reus ( Unsur Niat ) dan Mens Rea (kondisi jiwa atau sikap kalbu dari pelaku perbuatan itu)

Sehubungan dengan rumusan Pijakan Hukum tersebut, diketahui bahwa pada hari Ahad/ Minggu,  tanggal 14 mei tahun 2023, telah terjadi peristiwa pembongkaran rumah di wilayah Paranglambere, Kec.Tamalatea, Kel. Tonrokassi Timur, Kab. Jeneponto, Prov. Sulawesi Selatan,

Dimana pihak yang melakukan pembongkaran rumah tersebut atas dasar adanya suatu perundingan/kesepakatan yang pernah terjadi tepatnya dirumah kepala lingkungan Paranglambere.

A/n Lahaya' yang  dihadiri  oleh Pak Lurah setempat, Bhabinkamtibmas, Babinsa, pihak keluarga yang punya rumah, serta pihak yang diperintahkan untuk membongkar rumah ikut serta dalam perundingan itu menuai adanya' suatu perintah yang disampaikan oleh pihak keluarga pemilik rumah tersebut.

Hardiman menyebutkan bahwa dirinya dipersilahkan untuk membongkar rumah itu, namun ironinya dalam perjalanannya, pihak yang membongkar rumah tersebut malah terlapor ke pihak kepolisian, dengan sangkaan pengrusakan rumah.

Pihak Pelapor A/n. Syamsuddin dengan nomor LP/20/ V/ 2023/ Polsek Tamalate, Polres Jeneponto/Polda Sulawesi Selatan, sedangkan terlapor A/n. Haeruddin alias Jaharuddin yang notabene  adalah Orang Tua/korban, Dari dugaan tindak pidana  pencabulan/pemerkosaan anak perempuan dibawah umur"imbuh Kuasa Hukum,  Iman,S.H."

dari petunjuk awal yang dihimpun dari berbagai sumber Insiden peristiwa pembongkaran rumah berawal akan-adanya peristiwa yang sangat memilukan, dimana salah satu Pria penghuni rumah tersebut inisial S (70) diduga kuat melakukan suatu perbuatan pencabulan kepada seorang anak perempuan dibawah umur inisial H,

Peristiwa ini  juga telah dilaporkan ke pihak yang berwajib dengan nomor STTLP/ 232/ V/ 2023/ SPKT/ Polres Jeneponto/ Polda Sulawesi Selatan tertanggal 14 mei 2023

Berangkat dari seluruh rangkaian peristiwa yang dimaksud, Kuasa Hukum dari Pihak terlapor atas  dugaan pengrusakan rumah, berharap kepada pihak kepolisian yang sedang menangani proses penyelidikan peristiwa ini, sekiranya dapat menyelami seluruh rangkaian peristiwa secara utuh,

Dimana para terlapor melakukan suatu perbuatan membongkar rumah, atas dasar adanya suatu izin dan perintah dari pihak keluarga pemilik rumah bernama Hardiman, olehnya karenan itu Kuasa Hukum Pihak terlapor pembongkaran rumah akan terus mengawal serta mendampingi perkara ini agar terciptanya suatu asaz keadilan,

Dan menghimbau serta mempercayakan kepada pihak yang menangani perkara ini, agar dapat juga menerapkan pasal penyertaan sebagaimana yang termaktub dalam Pasal 55 KUHP,

Dimana adanya suatu pergerakan pembongkaran rumah atas dasar kesepakatan, perundingan/ perintah dari salah' satu pihak pemilik rumah itu dan adanya timbul efek dari pembongkaran rumah yang bersangkutan, menurut pihak keluarga  rumahnya rusak, dan efek yang  kategori rusak itu kemungkinan bisa terjadi, dikarenakan  pihak yang diperintahkan untuk membongkar rumah itu diduga tidak cakap/tidak mempunyai keahlian dibidang kontruksi bangunan/dalam hal membongkar rumah,  tutup Agus Salim, A.Md., B.A., S.H.

NEXT PAGES:


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama